Saturday 19 December 2015

Sejarah & Pengertian Cloud Computing


Pada saat era digital saat ini, tentu kita sudah pasti banyak yang menggunakan komputer bahkan smartphone. Dan tentunya hal ini tidak bisa menghindarkan kita dari kebutuhan akan data, terutama data digital. Data digital merupakan suatu kumpulan kode yang merepresentasikan hasil kerja kita agar kemudian dapat dibaca oleh alat pengolah data seperti aplikasi. Data digital dihitung berdasarkan batasan dari suatu ukuran besar (size).
Data digital memiliki kelebihan dibandingkan dengan data konvensional / data dalam kehidupan nyata. Salah satunya dapat dipakai dalam kurun waktu yang lama, karena bentuknya serta disimpan dalam tempat penyimpanan (storage) digital. Tetapi kekurangannya adalah karena data tersebut memiliki size, oleh karena itu storage juga harus memiliki ukuran yang disebut Storage Size. Tentunya hal ini bermasalah, apabila kita terus-menerus menyimpan data, terlebih lagi data yang berjumlah besar ke dalam storage tersebut. Storage kemudian akan penuh dan bila hal ini terjadi, maka harus ada data yang dihapus dari storage agar dapat menyimpan file yang baru, atau dengan menambahkan storage yang baru. Dengan hal ini, maka kemudian akan tercipta limbah dari data bekas tersebut ataupun biaya yang besar untuk penambahan storage tersebut.
Oleh karena itu, masalah ini dipecahkan oleh John McCarthy dengan menciptakan Cloud Computer (Cloud Storage). Sebenarnya John sudah memecahkan masalah ini pada tahun ’60-an dengan menciptakan Web 2.0, tetapi Ia memiliki kesulitan dan dipecahkan dengan Cloud Computer tersebut. Cloud Storage adalah layanan penyimpanan data secara Online pada Storage Server dari suatu perusahaan, dan kemudian dapat kita unduh kembali bila suatu saat ingin menggunakan file tersebut kembali. Dengan kata lain kita seperti menyimpan uang di bank, dan dapat kita ambil kembali.
Selanjutnya saya akan membahas sejarah & pengertian dari Cloud Computing serta penerapannya.

Sejarah Cloud Computing

Konsep awal Cloud Computing muncul pertama kali pada tahun 1960 oleh John McCarthy yang berkata “komputasi suatu hari nanti akan menjadi sebuah utilitas umum” ide dari Cloud Computing sendiri bermula dari kebutuhan untuk membagikan data untuk semua orang di seluruh dunia. Mohamed J.C.R. Licklider, pencetus ide ini, menginginkan semua orang untuk dapat mengakses apa saja di mana saja. Dengan munculnya Grid Computing, Cloud Computing melalui internet menjadi realitas.
Cloud Computing adalah sebuah mekanisme dimana kemampuan teknologi informasi disediakan bukan sebagai produk, melainkan sebagai layanan berbasis internet yang memungkinkan kita “menyewa” sumber daya teknologi informasi (software, processing power, storage, dll) melalui internet dan memanfaatkan sesuai kebutuhan kita dan membayar yang digunakan oleh kita saja.
Cloud Computing merupakan evolusi dari Virtualization, Service Oriented Architecture, Autonomic dan Utility Computing. Cara kerja dari cloud computing bersifat transparan, sehingga end-user tidak perlu pengetahuan & kontrol akan teknologi insfratuktur dari Cloud Computing untuk dapat menggunakannya dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka. Mereka hanya perlu tahu bagaimana cara mengaksesnya.
Cloud Computing adalah hasil dari evolusi bertahap di mana sebelumnya terjadi fenomena Grid Computing, Virtualisasi, Application Service Provision (ASP) dan Software as a Service (SaaS). Konsep penyatuan computing resources melalui jaringan global sendiri dimulai pada tahun ‘60-an. Saat itu muncul “Intergalactic Computer Network” oleh J.C.R. Licklider, yang bertanggung jawab atas pembangunan ARPANET (Advanced Research Projects Agency Network) di tahun 1969. Beliau memiliki sebuah cita-cita di mana setiap manusia di dunia ini dapat terhubung dan bisa mengakses program dan data dari situs manapun & dimanapun. Menurut Margaret Lewis, Direktur Marketing Produk AMD, “Cita-cita itu terdengar mirip dengan apa yang kini kita disebut dengan Cloud Computing”. Para pakar komputasi lainnya juga memberikan penambahan terhadap konsep ini, di antaranya John McCarthy yang menawarkan ide mengenai jaringan komputasi yang akan menjadi infrastruktur publik, sama seperti “The Service Bureaus” yang sudah ada sejak tahun ‘60-an.
Semenjak tahun ‘60-an, Cloud Computing telah berkembang berdampingan dengan perkembangan Internet dan Web. Namun karena terjadi perubahan teknologi bandwidth yang cukup besar pada tahun 1990-an, maka Internet lebih dulu berkembang dibanding Cloud Computing. Dan kini teryata terlihat bahwa pendorong utama Cloud Computing adalah karena adanya revolusi Internet. Salah satu batu loncatan yang cukup drastis adalah dengan adanya Salesforce.com di tahun 1999, yang merupakan pencetus pertama aplikasi perusahaan dijalankan melalui Internet. Perkembangan berikutnya adalah adanya Amazon Web Services di tahun 2006, di mana dengan teknologi Elastic Compute Cloud (EC2), terdapat situs layanan web yang di komersialkan yang memungkinkan perusahaan kecil dan individu untuk menyewa komputer atau server, agar dapat menjalankan aplikasi komputer mereka.
Batu lompatan besar lainnya datang di tahun 2009 dengan Web 2.0 mencapai puncaknya. Google dan lainnya memulai untuk menawarkan aplikasi browser-based untuk perusahaan besar, seperti Google Apps. “Kontribusi yang paling penting dari komputasi cloud adalah munculnya “killer apps” dari penguasa teknologi seperti Microsoft dan Google. Ketika perusahaan tersebut mengirimkan layanan dalam bentuk yang mudah untuk di konsumsi, efek penerimaannya menjadi sangat luas”, menurut Dan Germain, Chief Technology IT provider Cobweb Solution. “Faktor utama lainnya yang mempengaruhi berkembangnya Cloud Computing antara lain matangnya teknologi visual, perkembangan universal bandwidth berkecepatan tinggi, dan perangkat lunak universal”, menurut Jamie Turner sang pelopor Cloud Computing. Turner menambahkan, “Cloud Computing sudah menyebar luas hingga kepada para pengguna Google Doc. Kita hanya dapat membayangkan betapa besarnya ruang lingkup yang sudah di capai. Apa saja dapat di lakukan dan dikirimkan melalui Cloud”.

Pengertian Cloud Computing

Cloud Computing adalah di mana informasi secara permanen tersimpan pada server di internet dan tersimpan secara sementara di komputer pengguna atau client, seperti desktop, komputer tablet, notebook, handheld, sensor-sensor, monitor, dan lain-lain.
Cloud Computing (Komputasi Awan) adalah gabungan pemanfaatan teknologi komputer (komputasi) dan pengembangan berbasis Internet (awan). Awan (cloud) adalah metefora dari internet, sebagaimana awan yang sering digambarkan di diagram jaringan komputer.
Cloud Computing adalah suatu konsep umum trend teknologi terbaru lain yang dikenal luas mencakup SaaS, Web 2.0 dengan tema umum berupa ketergantungan terhadap Internet untuk memberikan kebutuhan komputasi pengguna. Sebagai contoh, Google Drive menyediakan jasa Cloud Storage yang diakses melalui suatu penjelajah web dengan perangkat lunak dan data yang tersimpan di server.
Sebagaimana awan dalam diagram jaringan komputer tersebut, awan dalam Cloud Computing juga merupakan abstraksi dari infrastruktur kompleks yang disembunyikannya. Ia adalah suatu metode komputasi di mana kapabilitas terkait teknologi informasi disajikan sebagai suatu layanan (as a service),  sehingga pengguna dapat mengaksesnya lewat Internet  (di dalam awan) tanpa mengetahui apa yang ada didalamnya, ahli dengannya, atau memiliki kendali terhadap infrastruktur teknologi yang membantunya.

Penerapan Teknologi Cloud Computing

Lintas Media Danawa (LMD), anak perusahaan dari Lintasarta, perusahaan ICT terkemuka di Indonesia saat ini, membawa teknologi cloud computing ke Indonesia. Jadi perusahaan ini melayani on demand cloud computing dan private cloud computing di Indonesia. Untuk biayanya juga tidak terlalu mahal, yaitu untuk layanan on demand cloud computing.
Langkah yang diambil oleh perusahaan ini sangat benar, karena daripada membeli server baru, lebih baik perusahaan-perusahaan menyewa server secara virtual. Tak perlu keluar banyak biaya, menghemat biaya sampai 80 persen dan bebas biaya perawatan. Penghematan yang diperoleh jika menggunakan cloud computing adalah rak yang dipakai untuk server cukup 2 rak, sedangkan jika tidak menggunakan teknologi cloud computing, perusahaan butuh lebih 10 rak.
Selain itu, dari sisi biaya jauh lebih murah. Perusahaan yang belum menggunakan teknologi ini harus membayar US$2.000 per bulan untuk sewa server, sedangkan yang memanfaatkan teknologi ini cukup membayar US$40, tergantung dari skala perusahaan tersebut.

Daftar Pustaka


Jubilee Enterprise, 2010. Trik Mengoperasikan PC Tanpa Software. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Cloud Indonesia. Cloud computing dan contoh penerapan dalam perusahaan. http://cloudindonesia.com/cloud-computing-dan-contoh-penerapan-dalam-perusahaan/
Widiastuti, Retno, 2013. Makalah TIK: Cloud Computing. http://septialutfi-1102412108-03.blogspot.co.id/p/makalah-cloud-computing.html

No comments:

Post a Comment